Yen dengan cepat naik terkait eskalasi konflik dagang antara Amerika Serikat dan China. Mata uang ini telah memperbarui titik tertinggi 3 bulan terhadap dolar, karena para investor memilih safe haven, khawatir gesekan antara dua negara terbesar di dunia yang mungkin akan meningkat. Negosiasi perdagangan selama dua hari akan dimulai di Washington pada Kamis, dan para trader khawatir mengenai apakah negosiator China dan Amerika akan dapat sampai pada kesepakatan untuk mencegah kenaikan tarif lebih lanjut.

Secara umum, fluktuasi di pasar valuta asing, terlepas dari serangan baru dalam perang dagang, agak redam, namun lonjakan yen, yang merupakan permintaan selama politik tidak stabil, menunjukkan bahwa para investor mulai kehilangan nyali. "Korban" utama kenaikan tensi ini adalah dolar Australia dan AS, serta yuan China. Pada saat yang sama, prospek nampak suram. Kedua pihak kemungkinan tidak akan menyepakati kesepekatan dagang selama dua hari, dan kemungkinan besar Amerika Serikat akan menerapkan tarif impor pada hari Jumat. Perlu dicatat bahwa, tidak seperti episode eskalasi sebelumnya, saat dolar diuntungkan, ancaman terbaru untuk menaikkan tarif atas impor China mendorong para ahli strategi pasar untuk fokus pada dampak yang menghancurkan terhadap Washington.

Prospek eskalasi konflik menyebabkan penguatan yen, yang akan berlanjut dalam beberapa hari mendatang. Mata uang ini menguat 0,3 persen terhadap dolar, ke 109,640 yen, menguat lebih dari 1 persen pada bulan ini. Menurut data terbaru dari Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas, para trader terus menaikkan tingkat pembelian bersih dolar, termasuk terhadap yen. D. trump mengatakan China "mengingkari janji" yang dicapai pada perbincangan dan berjanji akan menerapkan tarif baru jika Beijing "tidak berhenti menipu para perwakilan AS".